17 Januari 2008

“Yang Mengganjal”

Wahh..sebenarnya judul ini kurang cocok untuk apa yang akan saya tulis di sini, Tapi saya sengaja nimbulin waham kalau judul ini bakalan buat penasaran bagi yang sengaja lihat.

Apa sebenarnya yang mengganjal bagi saya dan mungkin juga kamu…..????

Here

We

Go……

Sejak entering quliah ampe sekarang saya paling bosen kalau ada yang nanyakin jurusan quliah (mungkin semua anak-anak “Psikologi”) juga sama dengan apa yang saya alami). Karena hampir 100 % komentar,sikap, dan perbuatan mereka sama. Ada yang menghindar karena “kata mereka” takut di baca fikirannya. Ada yang justru dekat-dekat dengan berdalih kalau saya bisa membaca kepribadian mereka, ironisnya sambil nyodorkan tangan, mereka minta di ramal, itu masih mendingan, Ada yang mempersepsikan kalau saya bisa melihat aura mereka,Yang lebih parah lagi ada yang mensejajarkan jurusan saya dengan dunia perdukunan, Hiiiiiiii……….gak donk yach…. Secara saya paling gak Ngeh bangat liat dukun and segala macam kedok dukun.

Belum lagi orang di sekitar saya,segala apa yang saya lakuin di bilang aneh, seperti berdiam diri di depan rumah waktu pagi-pagi di bilang bersemedi, ya ampyunnn guyys…….

Mereka gak taw kalau itu lagi ngetren bangat,dengan yoga kita bisa memecahkan masalah, dengan menyeimbangkan alam bawah sadar dengan dunia real kita,

Tapi keuntungan dari jurusan saya banyak juga, saya rada di segani, temen-temen pada deket tuk curhat walau dengan keterbatasan ilmu saya, Kalau kebetulan tidak taw maka saya keluarin aja istilah –istilah psikologi, biar cepet siap and mereka gak banyak komentar , he2 , secara mereka gak taw kalau itu mekanisme depense saya.

Hal yang mengganjal lain……

Saya jahat bangat, asal dapat ilmu mengenai gangguan jiwa, otak kanan saya langsung aktif tuk berfantasi and mikir cari siapa temen yang rada mirip dengan gangguan itu, walau gak ada tapi saya coba mengait-ngaitkannya , maafin saya ya guysss…..kan aplikasi ilmu,he2.

Yang mengganjal lainnya…..

kalau lagi marah, saya kadang suka menjugde orang yang gue keselin dengan istilah orang terkena gangguan jiwa . saya bilang aja mereka seperti ; “ dasar orang berkepribadian bipolar ”, “watak tempramental”, “loh gak sadar yah kalo dipengaruhi alam bawah sadar loch sendiri ”, langsung deh mereka diam, mereka gak taw kalau itu juga mekanisme defense saya….

Yang Mengganjal lainnya…….

saya rada’ stress kalo baca buku PPDGJ III (Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa III), yang kalau gangguan-gangguannya rada’ ada yang mirip dengan saya seperti ; obsesive compulsive, ditandai oleh adanya pikiran-pikiran / dorongan tertentu yang teruz-meneruz, contohnya seperti ini : jika memeriksa data secara berulang-ulang karena beranggapan ada yang tidak berez dengan data tsb, pasti qamu juga sering mengalaminyakan,hyoooo…… ngaku dehh, tapi menurut saya itu masih normal aliazzz wajar, kalo’ orang yang ngelakuinnya sadar, gak over,ngelakuinnya atas dasar kedisiplinan yang tinggi dan mau berbenah diri, Ok.

Hal yang mengganjal lainnya….

Orang sering mempersepsikan salah tentang mereka yang terkena gangguan jiwa, terlebih-lebih orang awam,mereka memanggilnya dengan sebutan orang gila . menganggap orang terkena gangguan jiwa itu sampah, harus di ejek,ledek,sampe ada yang tega melempari mereka dengan kotoran sapi, ironis bangat memang….

Yang seharusnya kita membantu mereka untuk keluar dari keterpurukan jiwa dan mental,dengan pesan moril menyamakan derajat mereka dengan manusia bukan dengan iblis yang menjelma

jadi manusia kutukan atau bahkan “maaf” seperti hewan.

Sebenarnya kita semua punya potensi terkena gangguan jiwa, hanya yang tau mengatasinya dan kembali ke alam spiritualnyalah yang dapat bebas dari hal itu, Jadi jangan memperolok-olokkan orang yang terkena gangguan jiwa, gak donk ya…. kasian mereka, mereka butuh bantuan kita, mereka ibaratkan kaca yang retak yang punya harapan untuk bersatu dan meneruskan masa depan yang tertunda, mereka juga gak ingin seperti itu,kita pasti jugakann…….

Jadilah orang yang bijak dalam menilai sesuatu, jangan asal berkicau dan bertindak.

Loh saya kok jadi emosi gini yach……………………….

Yang mengganjal lainnya…..

Seperti yang saya lihat di lapangan (Rumah sakit jiwa daerah SUMUT),laki-laki 3 x lipat lebih banyak terkena gangguan jiwa ketimbang wanita( 3:1) . Hal ini karena lelaki cendrunk kurang bisa menyalurkan emosionalnya dengan baik, menganggap cengeng jika haruz berbagi masalah atau sekedar hanya nangis dan mengaku kalah. KAsus yang mereka alami ada yang karena obat psikoaktif yang membuat mereka paranoid jika haruz berhenti mengkonsumsinya, gangguan waham agama, skizofrenia, gangguan karena persoalan ekonomi, gangguan karena putus cinta sehingga mengakibatkan depresi berat,dll.

Kalau yang wanita rata-rata disebabkan karena hilangnya keperawanan mereka,masalah rumah tangga,dll….




PESAN : Kenalilah emosi dirimu dan carilah solusinya, jangan melarut-larutkan masalah,dan kembalilah ke alam spiritualmu.